KASUS 16-34
a. Identifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhhi risiko bisnis klien dan
risiko audit yang dapat diterima dalam audit ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor utama yang mempengaruhi
risiko bisnis klien adalah internal manajemen perusahan itu sendiri,karna dalam
kasus 16-34 perusahan tersebut yaitu sebuah rumahsakit kurang adananya
manajemen internal yang baik itu terbukti dari tidak dilakukan nya verivikasi
internal dan kinerja yang cermat mengenai catatan pembukuan yang dikarenakan
kurangnya personel akuntansi.
2. Risiko audit yang dapat diterima dalam audit ini adalah risiko pengendalian
perusahan karana dalam mengaudit perusahan ini auditor tidak begitu yakin
dengan kesalahan yang tidak disengaja dalam penagihan,pencatatan penjualan,
penerimaaan kas piutang usaha dan piutang tak tertagih, pencatatan di perusahan
ini dilakukan kurang baik karna kurangnya personel akuntansi dan ini tidak
diatasi dengan kebijakan pihak internal manajemen sehingga struktur
pengendalian internal perusahaan sangat minim dan memiliki risiko pengendalian
yang lebih tinggi.
b. Risiko inhern apa yang dikhawatirkan
Risiko inhern adalah suatu ukuran penilaian auditor atas kemungkinan terdapat salah saji
material dalam saldo akun, sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian
intern. Dalam hal ini, risiko inhern yang dikhawatirkan yaitu kekurangan pegawai pada
departemen akuntansi. Kekurangan pegawai tersebut bisa merupakan indikasi dari
kurangnya perhatian manajemen terhadap pelaporan yang berkualitas, atau bahkan
adanya minat yang positif terhadap pelaporan yang berkualitas buruk.
c. Jenis pengujian yang paling mungkin ditekankan dalam audit siklus penjualan
dan penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima
umum. Maka
pengujian yang dilakukan lebih ditekankan pada pengujian substantif,
karena dalam siklus penjualan dan penagihan kas terdapat 5 kelas transaksi yang
mempengaruhi laporan keuangan yaitu penjualan baik tunai maupun kredit,
penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak
tertagih, dan estimasi beban piutang tak tertagih, untuk mengaudit/mencocokan
saldo pada siklus penjualan auditor melakukan pengujian dengan memilih sampel
faktur penjualan dan melacak setiap faktur tersebut apakah saldo sesuai dengan
yang dicatat kedalam jurnal sedangkan untuk mencocokan saldo pada piutang
dilakukan dengan melukan konfirmasi baik negatif ataupun positif sesuai dengan
besarnya risiko pihak ketiga.
d. Rencana untuk menggunakan pengujian
1. Pengujian pengendalian
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui suatu desain / operasi pengendalian
intern terutama bagi perusahaan nirlaba khususnya rumahsakit ini. Pada
kasus ini, jika pengujian pengendalian digunakan maka sesuai dengan permasalah
yang ada dirumahsakit itu sendiri dimana mereka tidak melukan verivikasi dan
kinerja yng cermat dalam mencatat laporan keuangan khususnya penyajia
penagihan dan penerimaan kas yang dikarenakan kurangnya personel akuntansi
diperusahaan nirlaba tersebut. Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa rumah sakit ini tidak memiliki kebijakan dan prosedur yang efektif,
sehinnga penekan dalam pengujian pengendalian perlu untuk dilakukan.
2.
Pengujian susbtantif atas
transaksi
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien
telah dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan
dipostingkebukubesar dan buku tambahan dengna benar. Dalam kasus diatas auditor
tidak begitu yakin dengan kesalahan yang tidak disengaja dalam penagihan,
pencatatan penjualan, penerimaan kas, piutang tak tertagih, ini sangat
berpengaruh pada saldo buku besar sehingga pengujian substantif atas transaksi
perlu ditekankan untuk mengetahui dan mengecek kesalah yang terjadi dalam
pencatatan saldo setelah terjadinya transaksi dengan mengotorisasi kembali
bukti transaksi apakah telah sesuai dengan yang tertera pada saldo.
3.
Prosedur analitis
Prosedur analitis dilakukan dalam tiga kesempatan selama penugasan audit
yakni saat perencanaan, pengujian dan penyelesaian audit, jika pengujian
ditekankan pada prosedur analitis maka banyak keuntungan yang akan diperoleh
auditor jika dalam melakukan prosedur analitiktelah sesuai dengan yang
diharapkan yaitu sifat arsersi, kelayakan dan kemampuan memprediksi suatu
hubungan, tersedianya keandalan data, dan ketpatan harapan maka auditor tidak
perlu lagi menggunakan pengujian terhadap transaksi asatu saldo akun rinci,
sehingga biaya yang dikeluarkan relatif lebih rendah.
4.
Pengujian atas rincian saldo
Pengujian ini difokuskan untuk memperoleh secara langsung tentang suatu
saldo akun, pengujian ini memerlukan konfirmasi langsung oleh auditor dengan
meminta konfirmasi saldo kas klien kepada pihak ke-3, namu dalam kaus 16-34
pengujian atas rincian saldo sulit dilakukan karna tingkat respon permintaan
konfirmasi sangat rendah,koresponden tidak mengetahui tujuan konfirmasi ini dan
juga tidak mengetahui saldo beredar klien.
KASUS 18-24
a. Evaluasi pendekatan Brendin
untuk menguji beban pajak penggajian
Dalam audit penggajian pemotongan dan beban pajak gaji,
penekanan biasanya harus dievaluasi kecukupan
prosedur persiapan pengembalian pajak gaji daripada kewajiban pajak gaji,
karena alasan utama untuk salah saji dalam akun kewajiban adalah persiapan yang
salah dari kembali di masa lalu. Jika prosedur persiapan yang tidak memadai,
dan jumlah tidak muncul wajar, maka auditor harus memperluas nya bekerja dan
menghitung ulang pemotongan dan biaya sebesar menentukan bahwa jumlah yang
tepat telah diakui. Selain itu, auditor harus mempertimbangkan jumlah denda
yang dapat dinilai untuk pemotongan yang tidak memadai dan mencakup jumlah ini
di akrual jika mereka signifikan.
b. Pembahasan pendekatan yang
lebih sesuai untuk menentukan beban pajak penggajian
Beban
pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan merekonsiliasi total penggajian di
setiap formulir pajak penggajian dengan total penggajian untuk seluruh tahun.
Total pajak penggajian kemudian dapat dihitung ulang dengan mengalikan tingkat
yang sesuai dengan penggajian yang dikenakan pajak.
Pada
sebagian besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak biaya dan
biasanya tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits mengindikasikan
bahwa terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan melalui prosedur lainnya. Perhitungan tersebut seringkali menghaiskan waktu karena pajak biasanya
hanya diterapkan pada suatu bagian dari penggaian dan tingkat tersebut mungkin
berubah ditengah tengah tahun jika laporan keuangan tidak mengikuti dasar tahun
kalender.
KASUS 19-29
a. Identifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
utang usaha yang harus dipertimbangkan Mincin dalam menentukan prosedur audit
yang akan diikuti.
Tujuan
audit yang berkaitan dengan utang usaha yang harus dipertimbangkan meliputi
beberapa hal sebagai berikut.
1. Memperoleh keyakinan tentang
keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang usaha.
2. Membuktikan keberadaan
utnag usaha dan keterjadian trnasaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang
dicantumkan di neraca.
3. Membuktikan kewajiban klien
yang dicantumkan di neraca.
4. Membuktikan kewajaran
penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.
5. Membuktikan kelengkapan
transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo utang
usaha yang disajikan di neraca.
b. Identifikasi situasi penggunaan konfirmasi utang usaha
Prosedur
konfirmasi utang usaha bersifat opsional karena tidak dapat menjamin bahwa
utang yang belum dicatat akan dapat ditemukan dan bukti eksternal berupa faktur
dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi
utang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor
individual dengan saldo yang relative besar atau perusahaan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok
utama yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak dalam tahun
berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan.
c. Pertimbangan penggunaan saldo yang besar sebagai dasar
untuk memilih utang usaha yang akan dikonfirmasi
Prosedur dilaksanakan dalam 5 tahap
sebagai berikut.
1.
Prosedur audit awal
a. Mengusut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo utang usaha
yang bersangkutan di dalam buku besar.
b. Menghitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar
c. Mengusut saldo utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
d. Mereview mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun
aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya.
e. Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal
yang bersangkutan
f. Rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun utang kantor utang
usaha di buku besar.
2.
Prosedur analitik
Pengujian analitik
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam
menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor
melakukan perhitungan berbagai ratio untuk membandingkan harapan auditor.
Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkap peristiwa atau transaksi
yang tidak biasa seperti perubahan sistem akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi
acak, dan salah saji.
3.
Pengujian terhadap
transaksi rinci
a. Mengkonfirmasi utang usaha
b. Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha
setelah tanggal neraca.
c. Merekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke penyatuan piutang
bulanan yang diterima oleh klien dari kreditor.
4.
Verifikasi penyajian dan
pengungkapan
a. Memeriksa klasifikasi utang usaha di neraca.
b. Memeriksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non-usaha.
c. Memeriksa pengungkapan ynag bersangkutan dengan utang usaha.
d. Meminta informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum
diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkuatn dengan
utang tersebut.
KASUS 20-27
Respon komentar
Menyadari
bahwa pemeriksaan kecurangan berbeda dengan audit konvensional, meski
menggunakan semua metodologi audit konvensional, tetapi diterapkan dengan cara yang
berbeda untuk memberikan ilustrasi “perbedaan” konsep tersebut, pemeriksaan
kecurangan menyadari bahwa prosedur audit terhebat di dunia sekalipun tidak
akan dapat mendeteksi kecurangan jika sampel yang dipilih tidak mengandung
satupun transaksi kecurangan. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah kecurangan telah atau sedang terjadi, dan menentukan siapa
yang bertanggung jawab dalam kecurangan tersebut. Pemeriksaan kecurangan
dilakukan hanya dengan dasar yang cukup untuk menduga bahwa kecurangan memang
telah terjadi.
Pergeseran paling penting
dalam pemikiran dasar akuntansi adalah perubahan dalam tujuan akuntansi dari
menyajikan informasi ke manajemen dan kreditur menjadi menyajikan informasi
keuangan untuk investor dan pemegang saham yang berdampak
pada berikut ini.
1. Berkurangnya penekanan pada
neraca sebagai laporan nilai-nilai.
2. Konsekuensi meningkatnya
penekanan pada laporan laba rugi dan suatu konsep laba yang seragam.
3.
Kebutuhan pengungkapan
menyeluruh mengenai informasi yang relevan, dengan menyajikan laporan keuangan
yang lebih lengkap dan meningkatkan penggunaan catatan kaki.
4.
Penekanan pada konsistensi
pelaporan, khususnya sehubungan dengan laporan laba rugi.
bisa minta soal kasus 19-34 gag? saya nyari kok ga ketemu.. :)
BalasHapusAda jawaban 19-24?
BalasHapusPembahasan soal 16-4 bagainna..?
BalasHapus