Sekedar celoteh sambil lalu, diketik pas malam-malam, sambil ngemil dan begadang. Jangan terlalu dalam dipikirkan, jangan bawa-bawa perasaan, jangan marah, dan salam sayang.

Jumat, 17 Januari 2014

Pembahasan Kasus Auditing dan Jasa Assurance - Alvin A. Aren 2

KASUS 16-34

a.   Identifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhhi risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima dalam audit ini adalah sebagai berikut.
1. Faktor utama yang mempengaruhi risiko bisnis klien adalah internal manajemen perusahan itu sendiri,karna dalam kasus 16-34 perusahan tersebut yaitu sebuah rumahsakit kurang adananya manajemen internal yang baik itu terbukti dari tidak dilakukan nya verivikasi internal dan kinerja yang cermat mengenai catatan pembukuan yang dikarenakan kurangnya personel akuntansi.

2.   Risiko audit yang dapat diterima dalam audit ini adalah risiko pengendalian  perusahan karana dalam mengaudit perusahan ini auditor tidak begitu yakin dengan kesalahan yang tidak disengaja dalam penagihan,pencatatan penjualan, penerimaaan kas piutang usaha dan piutang tak tertagih, pencatatan di perusahan ini dilakukan kurang baik karna kurangnya personel akuntansi dan ini tidak diatasi dengan kebijakan pihak internal manajemen sehingga struktur pengendalian internal perusahaan sangat minim dan memiliki risiko pengendalian yang lebih tinggi.

b.   Risiko inhern apa yang dikhawatirkan
Risiko inhern adalah suatu ukuran penilaian auditor atas kemungkinan terdapat salah saji material dalam saldo akun, sebelum mempertimbangkan efektifitas pengendalian intern. Dalam hal ini, risiko inhern yang dikhawatirkan yaitu kekurangan pegawai pada departemen akuntansi. Kekurangan pegawai tersebut bisa merupakan indikasi dari kurangnya perhatian manajemen terhadap pelaporan yang berkualitas, atau bahkan adanya minat yang positif terhadap pelaporan yang berkualitas buruk.

c. Jenis pengujian yang paling mungkin ditekankan dalam audit siklus penjualan dan penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum. Maka pengujian yang dilakukan lebih ditekankan pada pengujian substantif, karena dalam siklus penjualan dan penagihan kas terdapat 5 kelas transaksi yang mempengaruhi laporan keuangan yaitu penjualan baik tunai maupun kredit, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan estimasi beban piutang tak tertagih, untuk mengaudit/mencocokan saldo pada siklus penjualan auditor melakukan pengujian dengan memilih sampel faktur penjualan dan melacak setiap faktur tersebut apakah saldo sesuai dengan yang dicatat kedalam jurnal sedangkan untuk mencocokan saldo pada piutang dilakukan dengan melukan konfirmasi baik negatif ataupun positif sesuai dengan besarnya risiko pihak ketiga.

d.   Rencana untuk menggunakan pengujian 
 1.    Pengujian pengendalian
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui suatu desain / operasi pengendalian intern terutama bagi perusahaan nirlaba khususnya rumahsakit ini. Pada kasus ini, jika pengujian pengendalian digunakan maka sesuai dengan permasalah yang ada dirumahsakit itu sendiri dimana mereka tidak melukan verivikasi dan kinerja yng cermat dalam mencatat laporan keuangan khususnya penyajia  penagihan dan penerimaan kas yang dikarenakan kurangnya personel akuntansi diperusahaan nirlaba tersebut. Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rumah sakit ini tidak memiliki kebijakan dan prosedur yang efektif, sehinnga penekan dalam pengujian pengendalian perlu untuk dilakukan.

2.    Pengujian susbtantif atas transaksi
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan apakah transaksi akuntansi klien telah dicatat dan diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan dipostingkebukubesar dan buku tambahan dengna benar. Dalam kasus diatas auditor tidak begitu yakin dengan kesalahan yang tidak disengaja dalam penagihan, pencatatan penjualan, penerimaan kas, piutang tak tertagih, ini sangat berpengaruh pada saldo buku besar sehingga pengujian substantif atas transaksi perlu ditekankan untuk mengetahui dan mengecek kesalah yang terjadi dalam pencatatan saldo setelah terjadinya transaksi dengan mengotorisasi kembali bukti transaksi apakah telah sesuai dengan yang tertera pada saldo.

3.    Prosedur analitis
Prosedur analitis dilakukan dalam tiga kesempatan selama penugasan audit yakni saat perencanaan, pengujian dan penyelesaian audit, jika pengujian ditekankan pada prosedur analitis maka banyak keuntungan yang akan diperoleh auditor jika dalam melakukan prosedur analitiktelah sesuai dengan yang diharapkan yaitu sifat arsersi, kelayakan dan kemampuan memprediksi suatu hubungan, tersedianya keandalan data, dan ketpatan harapan maka auditor tidak perlu lagi menggunakan pengujian terhadap transaksi asatu saldo akun rinci, sehingga biaya yang dikeluarkan relatif lebih rendah.

4.    Pengujian atas rincian saldo
Pengujian ini difokuskan untuk memperoleh secara langsung tentang suatu saldo akun, pengujian ini memerlukan konfirmasi langsung oleh auditor dengan meminta konfirmasi saldo kas klien kepada pihak ke-3, namu dalam kaus 16-34 pengujian atas rincian saldo sulit dilakukan karna tingkat respon permintaan konfirmasi sangat rendah,koresponden tidak mengetahui tujuan konfirmasi ini dan juga tidak mengetahui saldo beredar klien.

KASUS 18-24
a.    Evaluasi pendekatan Brendin untuk menguji beban pajak penggajian

Dalam audit penggajian pemotongan dan beban pajak gaji, penekanan biasanya harus dievaluasi kecukupan prosedur persiapan pengembalian pajak gaji daripada kewajiban pajak gaji, karena alasan utama untuk salah saji dalam akun kewajiban adalah persiapan yang salah dari kembali di masa lalu. Jika prosedur persiapan yang tidak memadai, dan jumlah tidak muncul wajar, maka auditor harus memperluas nya bekerja dan menghitung ulang pemotongan dan biaya sebesar menentukan bahwa jumlah yang tepat telah diakui. Selain itu, auditor harus mempertimbangkan jumlah denda yang dapat dinilai untuk pemotongan yang tidak memadai dan mencakup jumlah ini di akrual jika mereka signifikan.


b. Pembahasan pendekatan yang lebih sesuai untuk menentukan beban pajak penggajian
Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji dengan merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak penggajian dengan total penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian kemudian dapat dihitung ulang dengan mengalikan tingkat yang sesuai dengan penggajian yang dikenakan pajak.
Pada sebagian besar audit, perhitungan tersebut memerlukan banyak biaya dan biasanya tidak diperlukan kecuali jika prosedur analitits mengindikasikan bahwa terdapat masalah yang tidak dapat dipecahkan melalui prosedur lainnya. Perhitungan tersebut seringkali menghaiskan waktu karena pajak biasanya hanya diterapkan pada suatu bagian dari penggaian dan tingkat tersebut mungkin berubah ditengah tengah tahun jika laporan keuangan tidak mengikuti dasar tahun kalender.

KASUS 19-29
a.   Identifikasi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo utang usaha yang harus dipertimbangkan Mincin dalam menentukan prosedur audit yang akan diikuti.
Tujuan audit yang berkaitan dengan utang usaha yang harus dipertimbangkan meliputi beberapa hal sebagai berikut.
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan   dengan utang usaha.
2. Membuktikan keberadaan utnag usaha dan keterjadian trnasaksi yang berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan di neraca.
3.  Membuktikan kewajiban klien yang dicantumkan di neraca.
4.  Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang usaha di neraca.
5. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo utang usaha yang disajikan di neraca.

b.   Identifikasi situasi penggunaan konfirmasi utang usaha
Prosedur konfirmasi utang usaha bersifat opsional karena tidak dapat menjamin bahwa utang yang belum dicatat akan dapat ditemukan dan bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk mendukung saldonya. Konfirmasi utang usaha direkomendasikan apabila risiko deteksi rendah, terdapat kreditor individual dengan saldo yang relative besar atau perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Konfirmasi juga harus dikirimkan kepada pemasok utama yang telah digunakan pada tahun sebelumnya tetapi tidak dalam tahun berjalan dan tidak mengirimkan laporan bulanan.


c.  Pertimbangan penggunaan saldo yang besar sebagai dasar untuk memilih utang usaha yang akan dikonfirmasi
Prosedur dilaksanakan dalam 5 tahap sebagai berikut.
1.    Prosedur audit awal
a. Mengusut saldo utang usaha yang tercantum di neraca ke saldo utang usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.
b.  Menghitung kembali saldo akun utang usaha di buku besar
c.  Mengusut saldo utang usaha ke kertas kerja tahun yang lalu
d. Mereview mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun aktiva tetap dan akumulasi depresiasinya.
e. Mengusut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang usaha ke jurnal yang bersangkutan
f.  Rekonsiliasi buku pembantu utang usaha dengan akun utang kantor utang usaha di buku besar.

2.    Prosedur analitik
Pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio untuk membandingkan harapan auditor. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkap peristiwa atau transaksi yang tidak biasa seperti perubahan sistem akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, dan salah saji.

3.    Pengujian terhadap transaksi rinci
a. Mengkonfirmasi utang usaha
b. Memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran utang usaha setelah tanggal neraca.
c. Merekonsiliasi utang usaha yang tidak di konfirmasi ke penyatuan piutang bulanan yang diterima oleh klien dari kreditor.

4.    Verifikasi penyajian dan pengungkapan
a.  Memeriksa klasifikasi utang usaha di neraca.
b.  Memeriksa pengungkapan yang bersangkutan dengan utang non-usaha.
c.  Memeriksa pengungkapan ynag bersangkutan dengan utang usaha.
d. Meminta informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum     diungkapkan dan utang bersyarat dan periksa penjelasan yang bersangkuatn dengan utang tersebut.

KASUS 20-27
Respon komentar
Menyadari bahwa pemeriksaan kecurangan berbeda dengan audit konvensional, meski menggunakan semua metodologi audit konvensional, tetapi diterapkan dengan cara yang berbeda untuk memberikan ilustrasi “perbedaan” konsep tersebut, pemeriksaan kecurangan menyadari bahwa prosedur audit terhebat di dunia sekalipun tidak akan dapat mendeteksi kecurangan jika sampel yang dipilih tidak mengandung satupun transaksi kecurangan. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah kecurangan telah atau sedang terjadi, dan menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam kecurangan tersebut. Pemeriksaan kecurangan dilakukan hanya dengan dasar yang cukup untuk menduga bahwa kecurangan memang telah terjadi.
Pergeseran paling penting dalam pemikiran dasar akuntansi adalah perubahan dalam tujuan akuntansi dari menyajikan informasi ke manajemen dan kreditur menjadi menyajikan informasi keuangan untuk investor dan pemegang saham yang berdampak pada berikut ini.
                1.  Berkurangnya penekanan pada neraca sebagai laporan nilai-nilai.
                2.  Konsekuensi meningkatnya penekanan pada laporan laba rugi dan suatu konsep laba yang seragam.
               3.   Kebutuhan pengungkapan menyeluruh mengenai informasi yang relevan, dengan menyajikan laporan keuangan yang lebih lengkap dan meningkatkan penggunaan catatan kaki.
               4.   Penekanan pada konsistensi pelaporan, khususnya sehubungan dengan laporan laba rugi.

3 komentar: