Batik
merupakan salah satu jenis sandang khas di Indonesia
khususnya Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kerajinan batik diturunkan dari
satu generasi ke generasi berikutnya sehingga terus bertahan menjadi budaya bangsa hingga kini.
Batik tulis adalah salah satu jenis batik yang dibuat melalui proses pelukisan motif menggunakan canthing. Proses pembuatan batik jenis ini relatif lama. Kurang lebih 2 – 3 bulan. Bahkan untuk batik tulis halus bisa memakan waktu sampai 6 bulan. Sehingga kain batik yang dihasilkan dari proses pembuatan batik tulispun
lebih indah daripada kain batik jenis lain.
Pekerjaan yang harus dilakukan dalam proses pembuatan batik tulis cukup banyak. Mulai dari persiapan, pembuatan pola, pembatikan itu sendiri sampai proses akhir, yaitu Lorod. Untuk lebih jelasnya proses pembuatan batik tulis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut .
Alat dan Bahan
Dalam pembuatan batik tulis dibutuhkan beberapa peralatan yang meliputi :
Dalam pembuatan batik tulis dibutuhkan beberapa peralatan yang meliputi :
- Pensil : digunakan untuk membuat pola atau motif pada kain
- Kertas kalkir : digunakan untuk menjiplak pola pada kain
- Canthing : yaitu alat untuk membatik berbentuk seperti kepala burung yang terbuat dari plat tembaga dan cara kerjanya berprinsip pada teori “bejana berhubungan”.
- Kompor dan Wajan : digunakan untuk memanaskan lilin
- Soldier / Jos : digunakan untuk menghilangkan atau menghapus bagian lilin yang salah.
- Cotton
buds/kuas : digunakan untuk memberi warna dengan cara coletan.
Selain peralatan di atas, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat batik tulis terdiri dari :
- Kain
- Lilin batik
- Zat pewarna
- Cuka dan Hcl
Langkah Persiapan
Pekerjaan pertama sebelum memulai proses pembatikan adalah mengerjakan beberapa persiapan yang meliputi :
Pekerjaan pertama sebelum memulai proses pembatikan adalah mengerjakan beberapa persiapan yang meliputi :
1)
Memotong kain atau mori batik
Dalam pembuatan batik, lebar dan panjang
kain biasanya ditentukan sesuai kebutuhan. Dalam latihan untuk pemula, ukuran
kain relatif kecil agar mudah saat decanting.
2)
Mencuci (Loyor)
Kain yang baru diperdagangkan biasanya
mengandung kanji yang berlebihan sehingga tampak tebal dan berat. Kanji tersebut tidak baik untuk kain yang akan dibatik. Oleh karena itu, sebelum dibatik, kain harus dicuci untuk
menghilangkan kanji. Cara pencuciannya dengan menggunakan air panas yang
dicampur dengan jerami.
3)
Menganji Mori
Bila sebelumnya kain diloyor untuk
menghilangkan kanji yang berlelahan. Selanjutnya kain perlu dikanji ulang agar
lilin batik tidak meresap dalam kain sehingga nantinya lilin mudah dihilangkan.
Proses penganjian kain ini dilakukan
dengan pemberian kanji secara ringan atau tipis sehingga tidak menghalangi pewarnaan.
4)
Kemplong
Selanjutnya, kain yang sudah dikanji perlu
dihaluskan dan diratakan permukaannya melalui proses kemplong. Proses ini dilakukan
dengan cara menggulung kain kemudian dipukul berulang-ulang. Proses
kemplong ini juga berfungsi untuk
memadatkan serat kain.
Proses Pembuatan Batik Tulis
A.
Memola motif batik
Memola atau menggambar motif pada kain
dilakukan dengan cara menjiplak dengan
kertas kalkir. Motif ditulis dengan pensil sesuai gambar pada kertas kalkir.
B.
Nyanthing
Setelah proses pembuatan pola pada kain
selesai, langkah selanjutnya adalah menempel lilin batik pada kain.
Proses ini berfungsi untuk membuat batasan tempat pewarnaan. Proses ini dilakukan
dengan cara menuliskan lilin yang sudah dipanaskan dengan kompor dan wajan
menggunakan canthing. Sebelum ditempelkan pada kain, ujung cucuk (mata) canthing
dihembus (disebul) dahulu agar ujung saluran cucuk canthing yang tertutup oleh
lilin yang membeku dapat membuka sehingga lilin cair dari dalam canthing mengalir dengan lancar. Selain itu, langkah ini dilakukan agar lilin
cair yang menempel pada bagian bawah canthing membeku sehingga tidak menetes
pada kain.
Perlu diperhatikan bahwa
dalam penggunaannya, canthing digerakkan mulai dari bagian bawah menuju bagian
atas, sehingga garis yang ditulis menjadi baik.
C.
Meneliti
Selesai dicanting, kain diteliti untuk
mengetahui apakah penulisan lilin pada kerangka motif sudah merata atau belum. Jika sudah, kemudian motif diberi
isen-isen sebagai variasi motif yaitu berupa titik-titik dan ditulis dengan canthing cecek. Apabila belum
menyeluruh, motif ditambal (nembok) untuk menutupi bagian yang kurang. Jika
terdapat kesalahan dalam penulisan lilin, untuk menghapusnya digunakan souldier
dan air melalui proses ngejos.
D.
Pemberian Warna
Pemberian warna pada
motif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling
fleksibel adalah dengan coletan. Pewarnaan ini dilakukan dengan memberikan
warna setempat pada kain batik dengan dilukiskan menggunakan kuas atau cotton
buds. Daerah yang diwarnai dibatasi oleh garis lilin sehingga tidak mblobor atau keluar dari garis
batas (lilin batik).
Sebelum diwarnai, kain dibasahi terlebih dahulu sehingga mempermudah penyebaran warna. Jika
telah selesai mewarnai, kain dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
E.
Penguncian Warna
Setelah diwarnai dan dikeringkan. Kain
dikunci agar warna pada kain paten.
Penguncian dilakukan dengan merendam kain dalam larutan cuka dan Hcl. Melalui
proses ini, akan diketahui bila ada
kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat melekatkan lilin batik.
F.
Mamblok Motif
Memblok motif adalah proses
penempelan lilin batik pada motif yang telah diberi warna menggunakan kuas.
Langkah ini dilakukan untuk menutup motif yang sudah diwarna agar saat dicelup
bagian motif tidak tertutup naptol.
G.
Pencelupan Kain
Pencelupan adalah pemberian warna latar
atau background pada kain. Langkah ini dilakukan setelah kain
diblok motifnya dan dikeringkan.
H.
Melorod
Melorod adalah proses menghilangkan lilin secara keseluruhan.
Pekerjaan ini dilakukan dengan cara pendidihan kain dalam air panas sehingga
lilin meleleh dan terlepas dari kain. Air panas yang digunakan untuk lorodan
diberi larutan kanji untuk batik dengan zat
warna alami dan larutan abu soda untuk warna sintetis. Setelah dilorod, kain
dikeringkan untuk kemudian dipakai.
Proses pembuatan batik tulis perlu dipelajari dan disosialisasikan sehingga jumlah
pengrajin batik semakin meningkat. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan
perhatian terhadap para pengrajin batik agar tidak tergusur oleh industri batik
printing. Diharapkan dengan
uraian-uraian tersebut dapat meningkatkan pengetahuan pembaca tentang
proses pembuatan batik tulis serta
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mempelajari budaya bangsa.
Referensi
Susanto Sewan, Teknik Membuat Batik Tradisional dan Batik
Modern. Jakarta : Departemen perindustrian.
http : //juragancanthing.blogdetik.com
http : //www.yogyes.com
Berdasarkan
wawancara dengan :
Drs. H. Sudarto, M.Hum
Pengelola Sanggar Batik Fornama
Jl. Magelang km . 20 Citrogaten, Salam,
Magelang
Wooowww.. keren dan lengkap infonya..!! berbagai macam corak batik sudah bisa kita ciptakan, tinggal kita sebagai penerus bangsa indonesia harus bisa menjaganya agar tidak ada pengakuan budaya batik oleh bangsa lain lagi. batik adalah kebudayaan negara indonesia semoga makin berkebangpesat dan mendunia…!!
BalasHapusyo'i terima kasih,
Hapussalam budaya :D