Sekedar celoteh sambil lalu, diketik pas malam-malam, sambil ngemil dan begadang. Jangan terlalu dalam dipikirkan, jangan bawa-bawa perasaan, jangan marah, dan salam sayang.

Jumat, 02 Maret 2012

Ajar Mbatik : Batik Tulis dan Sedekarnya


Batik merupakan salah satu jenis sandang khas di Indonesia khususnya Yogyakarta dan  Jawa Tengah. Kerajinan batik diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya sehingga terus  bertahan menjadi budaya bangsa hingga kini.

Batik tulis adalah salah satu jenis batik yang dibuat melalui proses pelukisan motif menggunakan canthing. Proses pembuatan batik jenis ini relatif lama. Kurang lebih 2 – 3 bulan. Bahkan untuk batik tulis halus bisa memakan waktu sampai  6 bulan. Sehingga kain batik yang dihasilkan dari proses pembuatan batik tulispun

lebih indah daripada kain batik jenis lain.
Pekerjaan yang harus dilakukan dalam proses pembuatan  batik tulis  cukup banyak. Mulai dari persiapan, pembuatan pola, pembatikan itu sendiri sampai proses akhir, yaitu  Lorod. Untuk lebih jelasnya  proses pembuatan batik tulis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut .

Alat dan Bahan
Dalam pembuatan batik tulis dibutuhkan beberapa peralatan yang meliputi :
  1. Pensil :  digunakan untuk membuat pola atau motif pada kain
  2. Kertas kalkir :  digunakan untuk menjiplak pola pada kain
  3. Canthing :  yaitu alat untuk membatik berbentuk seperti kepala burung yang  terbuat dari plat tembaga dan cara kerjanya berprinsip pada teori “bejana berhubungan”.
  4. Kompor dan Wajan  :  digunakan  untuk memanaskan lilin
  5. Soldier / Jos :  digunakan  untuk menghilangkan atau menghapus bagian lilin yang salah.
  6. Cotton buds/kuas :  digunakan untuk memberi warna dengan cara coletan.

    Selain peralatan di  atas, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat  batik tulis terdiri dari :
  1.  Kain
  2. Lilin batik
  3. Zat pewarna
  4.  Cuka dan Hcl

Langkah Persiapan
Pekerjaan pertama sebelum memulai proses pembatikan adalah mengerjakan beberapa  persiapan  yang meliputi :
1)      Memotong kain atau mori batik
Dalam pembuatan batik, lebar dan panjang kain biasanya ditentukan sesuai kebutuhan. Dalam latihan untuk pemula, ukuran kain relatif kecil agar mudah saat decanting.
2)      Mencuci (Loyor)
Kain yang baru diperdagangkan biasanya mengandung kanji yang berlebihan sehingga tampak tebal dan berat. Kanji  tersebut tidak baik untuk kain yang akan  dibatik. Oleh karena  itu, sebelum dibatik, kain harus dicuci untuk menghilangkan kanji. Cara pencuciannya dengan menggunakan air panas yang dicampur dengan jerami.
3)      Menganji Mori
Bila sebelumnya kain diloyor untuk menghilangkan kanji yang berlelahan. Selanjutnya kain perlu dikanji ulang agar lilin batik tidak meresap dalam kain sehingga nantinya lilin mudah dihilangkan. Proses penganjian  kain ini dilakukan dengan pemberian kanji secara ringan atau tipis sehingga  tidak menghalangi pewarnaan.
4)      Kemplong
Selanjutnya, kain yang sudah dikanji perlu dihaluskan dan diratakan permukaannya melalui proses kemplong. Proses ini dilakukan dengan cara menggulung kain kemudian dipukul berulang-ulang. Proses kemplong  ini juga berfungsi untuk memadatkan serat kain.

Proses Pembuatan Batik Tulis
A.     Memola motif batik
Memola atau menggambar motif pada kain dilakukan dengan  cara menjiplak dengan kertas kalkir. Motif ditulis dengan pensil sesuai gambar  pada kertas kalkir.

B.     Nyanthing
Setelah proses  pembuatan pola  pada  kain   selesai, langkah    selanjutnya adalah menempel lilin batik pada kain. Proses ini berfungsi untuk membuat batasan tempat pewarnaan. Proses ini dilakukan dengan cara menuliskan lilin yang sudah dipanaskan dengan kompor dan wajan menggunakan canthing. Sebelum ditempelkan pada kain, ujung cucuk (mata) canthing dihembus (disebul) dahulu agar ujung saluran cucuk canthing yang tertutup oleh lilin yang membeku dapat membuka sehingga lilin cair  dari dalam canthing mengalir dengan lancar.  Selain itu, langkah ini dilakukan agar lilin cair yang menempel pada bagian bawah canthing membeku sehingga tidak menetes pada kain.
Perlu diperhatikan bahwa dalam penggunaannya, canthing digerakkan mulai dari bagian bawah menuju bagian atas, sehingga garis yang ditulis menjadi baik.

C.     Meneliti
Selesai dicanting, kain diteliti untuk mengetahui apakah penulisan lilin pada kerangka motif sudah merata  atau belum. Jika sudah, kemudian motif diberi isen-isen sebagai variasi motif yaitu berupa titik-titik dan ditulis  dengan canthing cecek. Apabila belum menyeluruh, motif ditambal (nembok) untuk menutupi bagian yang kurang. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan lilin, untuk menghapusnya digunakan souldier dan air melalui proses ngejos.

D.     Pemberian Warna
Pemberian warna pada motif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling fleksibel adalah dengan coletan. Pewarnaan ini dilakukan dengan memberikan warna setempat pada kain batik dengan dilukiskan menggunakan kuas atau cotton buds. Daerah  yang diwarnai  dibatasi oleh garis lilin  sehingga tidak mblobor atau keluar dari garis batas  (lilin batik).
Sebelum  diwarnai, kain dibasahi terlebih dahulu  sehingga mempermudah penyebaran warna. Jika telah selesai mewarnai, kain dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

E.      Penguncian Warna
Setelah diwarnai dan dikeringkan. Kain dikunci  agar warna pada kain paten. Penguncian dilakukan dengan merendam kain dalam larutan cuka dan Hcl. Melalui proses ini, akan diketahui bila  ada kesalahan yang mungkin dilakukan pada saat melekatkan lilin batik.

F.      Mamblok Motif
Memblok motif adalah proses penempelan lilin batik pada motif yang telah diberi warna menggunakan kuas. Langkah ini dilakukan untuk menutup motif yang sudah diwarna agar saat dicelup bagian motif tidak tertutup naptol.

G.     Pencelupan Kain
Pencelupan adalah pemberian warna latar atau background  pada  kain. Langkah ini dilakukan setelah kain diblok motifnya dan dikeringkan.

H.     Melorod
Melorod adalah proses  menghilangkan lilin secara keseluruhan. Pekerjaan ini dilakukan dengan cara pendidihan kain dalam air panas sehingga lilin meleleh dan terlepas dari kain. Air panas yang digunakan untuk lorodan diberi larutan kanji untuk batik dengan zat  warna alami  dan larutan  abu soda untuk  warna sintetis. Setelah dilorod, kain dikeringkan untuk  kemudian dipakai.

Proses   pembuatan batik tulis perlu  dipelajari dan disosialisasikan sehingga jumlah pengrajin batik semakin meningkat. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan perhatian terhadap para pengrajin batik agar tidak tergusur oleh industri batik printing. Diharapkan dengan uraian-uraian tersebut dapat meningkatkan pengetahuan pembaca tentang proses  pembuatan batik tulis serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mempelajari budaya bangsa.

Referensi
Susanto Sewan,  Teknik Membuat Batik Tradisional dan Batik Modern.  Jakarta : Departemen  perindustrian.
http : //juragancanthing.blogdetik.com
http : //www.yogyes.com
Berdasarkan wawancara dengan :
Drs. H. Sudarto, M.Hum
Pengelola Sanggar Batik Fornama
Jl. Magelang km . 20 Citrogaten, Salam, Magelang



2 komentar:

  1. Wooowww.. keren dan lengkap infonya..!! berbagai macam corak batik sudah bisa kita ciptakan, tinggal kita sebagai penerus bangsa indonesia harus bisa menjaganya agar tidak ada pengakuan budaya batik oleh bangsa lain lagi. batik adalah kebudayaan negara indonesia semoga makin berkebangpesat dan mendunia…!!

    BalasHapus